Nusa Penida : Introduction


Sudah hampir satu jam di atas sepeda motor, namun belum ada petunjuk mengenai tempat yang kami tuju. Jalanan aspal sudah berganti pasir berbatu yang berdebu dan cukup licin pada saat curam. Sebelum perjalanan ini, kami sudah membuat peta sederhana dari beberapa informasi di berbagai media internet. Daya tarik tempat ini kami kagumi karena sisi eksotik dari kemewahan yang terkesan ‘liar’. Namun kondisi geografis pulau ini dengan jalan berkelok-kelok dan kurang bersahabat tidak kami antisipasi sebelumnya. Beruntung penduduk sekitar dengan ramah membantu mengarahkan kami ke tempat yang kami tuju. 

Pasih Uug, yang populer juga debgan sebutan Broken Beach, adalah tujuan pertama kami. Tempat ini adalah sebuah lubang besar di tanah berbatu dengan ‘pintu’ di satu sisinya sehingga terlihat seperti lautannya itu sendiri terperangkap di dalamnya. Penyu dan manta dapat ditemukan disekitar sini sewaktu-waktu. 

Berjarak 10 menit berjalan kaki, kami menemukan di Angel’s Billabong, sebuah ceruk diantara tebing-tebing tajam dengan air hijau yang sangat menggoda di tengah teriknya matahari. Ceruk ini selalu terisi karena ombak mengirim air kesini setiap saat, dan dasarnya yang berwarna hijau segar terlihat karena lumut di dasar ceruk. Namun jangan ceroboh untuk berenang menikmati ceruk ini, karena tebingnya tajam dan lumut membuat dasar ceruk ini licin. Dengan pemandangan ke arah laut lepas dan percikan ombaknya, tidak berlebihan jika tempat ini kami juluki sebagai best natural infinity pool ever! 

Ke arah selatan, tujuan berikutnya adalah Kelingking Secret Point untuk menikmati view Karang Dawa. Tidak mudah mencari tempat ini, harus sesekali menengok ke arah laut mencari tebing tersebut. Dan setelah berjalan menembus ladang-ladang, kami akhirnya tiba. Yang sangat menakjubkan dari tempat ini adalah pantai dibawah bukit yang sangat eksotik. Sekilas mengingatkan pada Smuggler’s Cove di Zakynthos, yang sudah tersohor sebagai gambar kartupos Yunani. Hanya pantai pasir putih terisolasi tebing melingkar. 

Pesona Nusa Penida tidak hanya pada tebing pantai tinggi spektakuler dengan formasi karst dan puncak lepas pantainya saja. Di bagian timur, pantai-pantai di Nusa Penida juga tidak kalah memukau. Salah satunya adalah Pantai Suwehan. Pantai ini dicapai dari Desa Tanglad, dan harus menuruni bukit untuk mencapai pantai terisolasi ini. Kesunyian dan keberadaan lebih dekat dengan alam dapat dinikmati dalam hamparan pasir putih yang luas. 

Dengan berbagai potensi alamnya, Nusa Penida tidak meng-komersil-kan alam mereka sebagai tempat wisata yang mainstream. Namun penduduk disana selalu merekomendasikan tempat-tempat ini kepada setiap pendatang. Bagian yang menyenangkan dari perjalanan ini adalah secara tidak langsung kami dianjurkan untuk berinteraksi dengan penduduk lokal, karena menemukan tempat-tempat indah ini tidak akan tercapai tanpa keramahtamahan mereka. Setiap traveler seyogyanya tidak menjadi egois di tempat yang mereka kunjungi.